Sabtu, 20/10/2012
Painan, Sumbar, (ANTARA) – Petani kelapa sawit di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mengeluhkan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang anjlok di daerah itu sejak tiga bulan terakhir.
“Pendapatan kami sebagai petani sawit tidak lagi seimbang dengan kebutuhan rumah tangga yang harus dikeluarkan setiap hari dan pemeliharaan kebun hingga panen berikutnya,” kata Kamaruddin (56) petani sawit di Kambang, Sabtu.
Harga TBS sawit di tingkat pedagang pengumpul di kabupaten itu kini hanya berada di kisaran Rp700 per kilogram (kg). Berbeda dengan daerah lainnya di Sumbar, pedagang pengumpul membeli harga komoditas itu mencapai Rp800-Rp850 per kg.
Sebelumnya di kabupaten itu harga TBS di tingkat petani mencapai Rp1.170 per kg. Penurunan harga sudah terjadi sejak hampir tiga bulan terakhir.
Menurut dia, penurunan harga TBS di kabupaten itu terjadi akibat monopoli pasar oleh pabrik pengolahan minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang ada di kabupaten itu.
Saat ini pabrik CPO di kabupaten itu hanya ada satu yang terletak di Kecamatan Air Pura Pesisir Selatan. Mayoritas pedagang pengumpul di kabupaten itu menjual TBS kepada pabrik tersebut.
Sedangkan kebun sawit yang ada di kabupaten itu, baik yang dimiliki perusahaan swasta maupun lahan perkebunan masyarakat, terdapat puluhan ribu hektar.
Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan dan Peternakan kabupaten setempat mencatat lahan perkebunan sawit di kabupaten itu khususnya milik masyarakat sekitar 20.318 hektar yang tersebar di 10 kecamatan dari 15 kecamatan yang ada.
Selain harga sawit anjlok, petani di kabupaten itu masih menghadapi besarnya biaya produksi dan pemeliharaan tanaman di tengah kondisi cuaca ekstrim.
Untuk itu, dia meminta pemerintah mencarikan solusi terbaik dalam mengendalikan harga TBS, baik di tingkat petani maupun di pabrik sehingga ke depannya petani tidak selalu dirugikan oleh pedagang pengumpul.
Tinggalkan komentar